Hard News

Banyak Merugi, Minat Petani Tembakau di Klaten Menurun

Jateng & DIY

02 Agustus 2018 17:07 WIB

Minat petani tembakau di Klaten menurun dalam kurun tiga tahun terakhir. (solotrust-jaka)

KLATEN, solotrust.com - Minat para petani tembakau di Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Klaten pada tahun ini mengalami penurunan. Hal ini lantaran selama tiga tahun ini para petani tembakau mengalami kerugian akibat hasil panen yang kurang baik.

“Stok modalnya habis. Pada 2017 hasilnya hancur, 2015-2016 kurang berhasil sehingga hasilnya merosot. Petani tembakau di sini hanya 60 persen,” kata Kepala Urusan (Kaur) Keuangan Desa Kebondalem Lor, Lasimen, yang juga petani tembakau, Kamis(2/8/2018).



Dia mengatakan, saat ini penanaman tembakau hanya sekitar 20 hektare. Padahal sebelumnya bisa mencapai 80 hektare.

Di tahun sebelumnya jika cuaca kurang bersahabat menjadikan tembakau hanya sampai di kelas D. Tembakau jenis bligon dengan kualitas D hanya dihargai Rp80 ribu per kg.

“Musim terbaik tembakau terjadi pada 2011 lalu karena kualitasnya bisa mencapai kelas F. Saat itu harganya per kilogramnya bisa mencapai Rp180 ribu,” ujar dia.

Apabila peningkatan harga jual tembakau telah memenuhi standar pabrik, hal ini yang membuat para petani akan beralih menanam tembakau.

"Ya, sekarang pada beralih ke palawija. Mitra petani tembakau tidak mau membeli dengan harga standar apabila kualitasnya tidak terpenuhi,” tandasnya.

Sama halnya dialami petani tembakau di Desa Solodiran, Kecamatan Manisrenggo, Pramono. Menurut dia, minat petani untuk menanam tembakau dikarenakan masih merasa khawatir tembakaunya tidak laku dijual lantaran belum adanya kepastian harga.

“Para petani tembakau di Solodiran sendiri banyak yang merugi pada tahun-tahun sebelumnya. Sekarang memilih menanam cabai, terong dan lainnya,” ucapnya. (jaka)

(way)