Hard News

Pemkot Surakarta Minta Pusjatan Investigasi Jembatan Mojo

Jateng & DIY

30 Juli 2018 22:27 WIB

Jembatan Mojo, Surakarta-Sukoharjo saat dilalui kendaraan bermotor, Senin (30/7/2018) siang. (solotrust.com/adr)

SOLO, solotrust.com -  Pemerintah Kota Surakarta meminta Pemerintah pusat untuk melakukan investigasi total meliputi pemeriksaan dan uji teknis terhadap Jembatan Mojo. Sedikitnya delapan komponen menjadi fokus dalam investigasi.

Seperti disampaikan Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Surakarta Nur Basuki yang mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan investigasi itu dilakukan dalam waktu dekat ini.



"Kontrak kerjasama Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) segera ditandatangani," ujar Basuki kepada solotrust.com, Senin (30/7/2018).

Sementara delapan komponen yang menjadi fokus utama, dikatakan Basuki, meliputi identifikasi baja tulangan, pengambilan sampel beton inti, pengujian kerapatan dan retak beton, pengujian kedalaman karbonasi beton, pengujian ketebalan cat, uji lendutan jembatan, uji regangan jembatan serta uji getaran jembatan.

Selanjutnya, rekomendasi atas kajian teknis dari Pusjatan bakal dijadikan acuan perbaikan jembatan itu, apakah nantinya diperbaiki total atau tidak. Rencananya, kajian tersebut membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan.

"Untuk kajian di lapangan hanya membutuhkan waktu sekitar delapan hari," terangnya.

Basuki menuturkan, saat dilakukan pemeriksaan tulangan dan pelat jembatan akses pengendara kemungkinan akan ditutup sementara, namun ia belum bisa memastikan berapa lama penutupan akses itu dilakukan.

"Mungkin hanya sehari," kata dia.

Pantauan solotrust.com di lapangan tampak rambu larangan dan petugas yang mengatur agar jembatan itu tidak dilintasi kendaraan berat. Diketahui Dinas Perhubungan membatasi beban lalu lintas jembatan penghubung Surakarta-Sukoharjo tersebut.

Basuki menjelaskan, investigasi dilakukan atas dasar usia jembatan Mojo yang sudah berdiri sejak 30 tahun lalu. Jembatan itu dikhawatirkan rusak parah akibat menahan beban kendaraan berat yang kerap melintas di atasnya. Kata dia, investasi itu menelan dana sekitar Rp 250 juta.

"Investasi itu memang diperlukan guna memastikan kondisi terkini jembatan penghubung Solo dan Sukoharjo itu, karena usianya yang sudah puluhan tahun dan terus dilewati kendaraam berat," bebernya.

Untuk diketahui, pada akhir 2017 lalu Pemkot sudah berupaya memperbaiki sebagian kerusakan, namun perbaikan tersebut hanya bersifat tambal sulam lantaran terbatasnya anggaran sehingga masih banyak item yang belum dikerjakan.

"Perbaikan terakhir baru fokus kepada pengencangan rangka baja, perbaikan pilar dan abutment atau kepala jembatan serta perbaikan pelat lantai jembatan," ungkap Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan DPUPR, Joko Supriyanto. (adr)

()