Hard News

Jateng kembali Raih TPID Terbaik, Ini yang Ketiga Kalinya

Hard News

26 Juli 2018 22:34 WIB

Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo menerima penghargaan TPID terbaik yang diserahkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. (dok. humas)

JAKARTA, solotrust.com- Provinsi Jawa Tengah kembali meraih penghargaan sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik nasional. Penghargaan TPID terbaik 2017 diterima Ganjar dari Presiden Joko Widodo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (26/7), dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IX Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2018 yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI).

Provinsi lain yang mendapat penghargaan yakni Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Untuk kota ada lima yang meraih penghargaan, yakni Padang, Kediri, Samarinda, Makassar dan Ternate. Begitu juga untuk tingkat kabupaten ada lima, Deli Serdang, Bangli, Banjar, Bitung dan Manggarai Timur.



Gubernur Ganjar Pranowo menjelaskan, Jateng menjadi TIPD terbaik secara berturut-turut pada 2015 dan 2016. Menurutnya, keberhasilan Jateng tidak lepas dari aplikasi Sistem Informasi Harga Produksi Komoditi (Sihati).

Sistem yang dibangun sejak awal Ganjar menjabat ini berguna untuk memantau harga dan produksi komoditas. Sihati membuat pergerakan harga komoditas maupun produksi komoditas dapat diketahui lebih cepat

“Kita bisa lihat misalnya cabe merah naik, beras naik, maka kita lakukan operasi pasar untuk menekan,” tutur Ganjar seperti dilansir dari laman resmi Pemprov Jateng.

Meski demikian, menurut Ganjar, secara Nasional sistem pengendalian inflasi harus dilakukan pada tiga layer pemerintahan.

“Pusat, provinsi dan kabupaten kota harus pada satu sistem yang terkoordinasi,” katanya.

Jateng saat ini juga sudah menyiapkan aplikasi penjualan barang komoditas dari petani melalui regopantes.com. Dengan aplikasi ini petani dapat menjual hasil panen langsung ke konsumen dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya.

“Selama ini hasil panen sampai ke konsumen itu melewati sembilan pihak, terlalu panjang. Kalau petani bisa langsung ke konsumen maka kita bisa potong distribusi, maka petani dapat harga lebih baik, konsumen dapat harga lebih murah,” jelasnya.  

(wd)

Berita Terkait

TPID Boyolali Cek Kebutuhan Pokok Lebaran di Pasar Tradisional, Harga Relatif Stabil

Harga Kebutuhan Pokok Tak Banyak Bergejolak, Inflasi Solo Diperkirakan di Bawah 7%

Sidak TPID Solo: Minyak Goreng Langka dan Harga Mahal

Harga Cabai Melambung, TPID Siapkan Subsidi

Harga Bawang Meroket, TPID Solo Akan Gelar Operasi Pasar

TPID Solo Heran Harga Bawang Putih dan Bawang Merah Naik

Kanigoro Network: Elektabilitas Ahmad Lutfi Tertinggi di Pilgub Jateng

Kemenag Jateng Berangkatkan 1000 Pemudik Tujuan Jakarta dan Bandung Gratis

Kanwil Kemenkumham Jateng Gelar Donor Darah, Sambut Hari Bakti Pemasyarakatan

7703 Narapidana di Jateng Terima Remisi Idulfitri, 57 di antaranya Langsung Bebas

Notaris Wajib Profesional, Ini Pesan Dirjen AHU Cahyo R Muzhar

Tani Merdeka Karanganyar Deklarasikan Sudaryono Jadi Cagub Jateng

Jelang Nataru, Sejumlah Komoditas di Pasar Tradisional Boyolali Turun Harga

Waduh... Cabai Rawit Meroket Hingga Nyaris Rp 70 Ribu

Usai Panen, Harga Sayuran Naik

Ramadan, Permintaan Daging Ayam di Solo Sebanyak Ini

Jelang Lebaran 2018, Harga Komoditas Cabai dan Daging Ayam Ras Meningkat

Kemendag Pantau Harga Bapok Melalui Pasar Murah

Pasar Murah di Lapangan Garnizun Semarang Diharapkan Bisa Kendalikan Inflasi

Tekan Inflasi, Wali Kota Semarang Minta Semua Pihak Pantau Harga Bahan Pokok

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dorong Petani Karanganyar Gunakan Pupuk Organik

Pemkab Boyolali dan BI Solo Panen Cabai Perdana di Tlogolele

Harga Kebutuhan Pokok Tak Banyak Bergejolak, Inflasi Solo Diperkirakan di Bawah 7%

Hadapi Tantangan Inflasi, Menparekraf: Tingkatkan Efisiensi dengan Kolaborasi

Berita Lainnya