Hard News

Tak Lagi Produktif, Pemkot Minta Sawah Lestari di Solo Dinolkan

Jateng & DIY

21 Juli 2018 19:29 WIB

Babinsa Koramil 04/Jebres Kodim 0735/Surakarta dengan melaksanakan pendampingan kepada petani.

SOLO, solotrust.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mengejar rekomendasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) guna melancarkan penghapusan kawasan sawah lestari dalam peta perencanaan tata ruang Kota Solo. Penghapusan itu dinilai penting, lantaran lahan pertanian di Solo tidak lagi produktif.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengaku telah meminta Pemprov Jawa Tengah agar sawah lestari di Solo ditiadakan. Akan tetapi saat Pemprov berkonsultasi, justru Kementan ingin memperluas sawah lestari di Jateng.



"Oleh sebab itu kami meminta rekomendasi Kementan agar lahan pertanian di Solo dinolkan saja seluruhnya, sawah lestari di lingkungan perkotaan itu minimal harus seluas 180 hektare," terang pria yang akrab Rudy ini kepada wartawan, Jumat (20/7/2018).

Rudy menuturkan sejumlah faktor yang mendasari rencana penghapusan kawasan sawah lestari.

"Seperti area persawahan yang sudah kering, tak lagi produktif dan tidak ada saluran irigasi yang memadai, dulu sempat digagas irigasi menggunakan sumur bor, ternyata tidak bisa," ungkapnya.

Selain itu, Rudy menandaskan sudah tidak banyak lagi lahan untuk pertanian di Kota Solo. Bahkan lahan yang diperuntukkan bagi sawah lestari (peta hijau) sudah banyak berdiri kawasan-kawasan perumahan, seperti di daerah Mojosongo.

"Saat ini di Kota Solo saja setiap 1 kilometer persegi sudah dihuni 12.000 jiwa," urainya.

Mengacu Perda Nomor 6/2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, Solo menjadi salah satu wilayah yang wajib menyediakan kawasan pertanian basah dan kawasan pertanian kering seluas 110 hektare.

Namun demikian, melihat fakta di lapangan menunjukkan, luas lahan persawahan di Solo pada tahun 2017 hanya tersisa 80 hektare. Selain itu, berdasarkan data Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan, peta hijau di Solo saat ini lebih terkonsentrasi di wilayah utara Solo, di antaranya Sumber, Banyuanyar, serta Kadipiro. (adr)

(way)