Pend & Budaya

4 Tarian Indonesia Ini Akan Ditampilkan dalam Festival Budaya di Inggris

Budaya

26 Juni 2018 08:06 WIB

Ilustrasi Tari Belibis asal Bali (Dok kamerabudaya.com)

JAKARTA, solotrust.com - Empat tarian Indonesia akan diperkenalkan dalam ajang festival budaya antarbangsa Llagollen International Musical Eisteddfod di Wales, Inggris pada 3-8 Juli 2018 mendatang.

Empat tarian tersebut adalah Tari Kipah dari Aceh, Tari Belibis dari Bali, Tari Muda Mudi dari Papua, dan Tari Nagekeo Bangkit dari Flores- Nusa Tenggara Timur.



Festival budaya tersebut akan diikuti lebih dari 5.000 penyanyi, penari, dan pemusik dari sekitar 50 negara. Tim misi budaya dari Indonesia sendiri berasal dari SMA Al-Izhar Pondok Labu Jakarta.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti mengatakan, dipilihnya empat tarian ini untuk dilombakan bukan tanpa alasan, sebagaimana tertulis dalam siaran pers Kementerian Pariwisata RI, Senin (25/6/2018).

“Untuk berkompetisi di tingkat global, tim Al-Izhar sudah mempersiapkan semuanya sesuai standar global. Tim ini sudah terkurasi dengan baik, dari kostumnya, koreografinya, musiknya, dan kerja sama dalam penampilan di event nanti,” kata Guntur dalam sambutannya pada Gelar Pamit 'SMA Al- Izhar Goes to International Folklore Competition' di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Sabtu (23/6/2018).

Untuk kategori tari tradisional, pihak Llagollen International Musical Eisteddfod memberikan sejumlah ketentuan antara lain orisinalitas, koreografi tidak boleh jauh dari budaya asli, serta ada lagu yang dinyanyikan oleh penari.

Tari Kipah dari Aceh menggambarkan kerja sama dalam masyarakat. Tarian tersebut memiliki gerakan dinamis serta menggunakan kipas sebagai properti untuk menghasilkan suara-suara unik dalam penampilannya.

Tari Belibis dari Bali mengisahkan Prabu Angling Drama yang dikutuk menjadi burung Belibis. Tarian Belibis menampilkan gerakan yang dinamis dan harmonis dengan gamelan sebagai pengiring.

Tarian Muda-Mudi Papua yang menjadi salah satu unggulan dalam festival nanti merupakan tarian kelompok yang menggambarkan persahabatan, khususnya di kalangan remaja laki-laki dan perempuan.

Sedangkan Tarian Nagekeo Bangkit dari Flores NTT akan menampilkan gerakan feminin nan dinamis. Tarian ini menceritakan tentang solidaritas dan persatuan.

Penata tari dari Sanggar Gema Citra Nusantara, Mira Arismunandar mengatakan pemilihan empat tarian ini berdasarkan riset dan konsultasi sebelumnya dengan para pakar.

“Tarian ini dibuat tidak dikarang atau dibuat asal-asalan. Sebelum diajarkan kepada para siswa Al-Izhar, kami melakukan riset terlebih dahulu dan mengkonsultasikan gerakan bersama pakarnya,” terang Mira Arismunandar.

Direktur Utama Al Izhar Aniyani Arifin menjelaskan bahwa keberangkatan tim ke festival budaya ke Inggris ini bukan hanya untuk berlomba, tetapi juga merupakan penanaman kecintaan terhadap budaya nusantara.

“Lewat pergelaran tari tersebut, siswa-siswi akan membawa harum nama Indonesia ke luar,” kata Arniyani.

Diharapkan, keterlibatan Indonesia dalam festival dunia ini akan memberi dampak yang baik untuk semua sektor, termasuk pariwisata yangmana budaya Indonesia dapat semakin mendunia dan dikenal sehingga menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. (Lin)

(way)