SOLO, solotrust.com - Narmin, bapak berusia 54 tahun yang memiliki tiga anak ini sehari-harinya bekerja sebagai juru parkir di Jalan Gajah Mada, Solo.
Belum lama ini, menjelang lebaran sekitar 3 ribu jukir di Kota Solo yang tergabung dalam Asosiasi Parkir Surakarta (Asparta) mendapat seragam baru dari Pemerintah Kota Surakarta
Sebelumnya, para petugas parkir di kota Solo bertugas dengan menggunakan baju tradisional khas Solo, yakni lurik.
Akan tetapi, seperti diberitakan, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta, Hari Prihatno yang menganggap seragam lurik memiliki warna yang kurang memadai untuk digunakan jukir dalam bertugas pada malam hari, selain itu, lurik juga dianggap rawan dimanfaatkan jukir liar dalam beroperasi.
Narmin angkat suara, menurutnya seragam baru berwarna biru cerah yang sekarang ia gunakan dalam bertugas memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan.
"Keunggulannya banyak, ada fosfornya, kalau malam bisa menyala, warnanya juga cerah, beda kalau lurik dulu gelap, tidak kelihatan," ujar Narmin kepada solotrust.com, Selasa (12/6/2018).
"Sedangkan seragam baru ini kalau siang lebih gerah digunakan jika dibandingkan lurik yang lebih adem," imbuhnya
Meski begitu, dirinya tetap bersyukur dan tidak mempersoalkan terlalu dalam tentang seragam parkir, yang penting ialah dia dapat menghidupi istri dan tiga anaknya dari usaha parkir yang ia geluti sekarang ini.
Dikatakan Narmin, ia bertugas parkir dengan sistem shift dengan rekannya, aktifitas parkir dimulai Narmin dalam dua shift yakni jam 9 pagi sampai dengan jam 3 sore dan jam 3 sore sampai dengan jam 9 malam.
Senada dengan Hari, Narmin menilai bahwa seragam baru petugas parkir ini memiliki keunggulan lain, yaitu tidak akan mudah dimanfaatkan jukir liar dalam beroperasi, pasalnya memiliki tanda-tanda khusus.
Ia berharap, dengan seragam baru ini dapat menekan keberadaan jukir liar yang marak di Kota Solo, lebih lagi dalam masa libur lebaran aktivitas perparkiran akan meningkat seiring kedatangan para pemudik. (adr)
(wd)