Pend & Budaya

Mendikbud Ingatkan untuk Berhati-hati Terhadap Aksi Terorisme

Pend & Budaya

6 Juni 2018 18:06 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat memberikan ceramah usai tarawih bersama di Universitas Sebelas Maret (UNS), Selasa (5/6/2018). (solotrust.com/mia)

SOLO, solotrust.com- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan ceramah usai tarawih bersama di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (5/6/2018) malam. Di depan jemaah tarawih, ia mengingatkan untuk berhati-hati terhadap aksi terorisme pada bulan Ramadan.

Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mengatakan kelompok terorisme sering menyalahartikan bulan Ramadan sebagai waktu yang baik untuk melancarkan aksi teror. Dalam sejarah Islam, memang terdapat beberapa peperangan yang terjadi pada bulan Ramadan.



Sebut saja seperti perang Badar, Perang Tabuk, Perang Zallaqah, dan masih banyak lainnya. "Bulan Ramadan itu sebetulnya bulan Perang. Makanya hati-hati teroris sering melakukan aksi teror. Karena memang bulan Ramadan dan Sya'ban diperbolehkan perang," ungkap Effendy.

Namun peperangan yang dilakukan pada zaman dulu karena perebutan sumber mata air. Bulan Ramadan dikenal sebagai bulan terpanas di daerah Arab. Setiap suku di Arab harus berburu sumber mata air untuk bertahan hidup selama bulan Ramadan.  

"Kenapa disebut Ramadan? Karena berasal dari kata Roma yang artinya terbakar. Itu bulan dimana paling panas di daerah Arab. Kemudian, Ramadan diartikan sebagai pembakaran dosa," kata dia.

Ia pun memuji gagasan rektor UNS, Ravik Karsidi yang mengadakan gerakan "Membaca Kitab Suci Setiap Hari" bagi seluruh pemeluk agama di UNS. Gerakan ini diprakasai ini guna menanggapi isu radikalisme yang berkembang beberapa waktu terakhir ini. Semua pemeluk agama diharapkan mampu mengalamkan isinya Kitab Sucinya masing-masing agar terhindar dari pengaruh kelompok ekstrimisme yang mengatasnamakan agama.  (mia)

(wd)