Hard News

Warga Lereng Merapi Trauma dengan Letusan 2010 Silam

Hard News

22 Mei 2018 23:03 WIB

Penampakan Gunung Merapi pada Selasa (22/5/2018) pagi. (Dok BPBD DIY)

BOYOLALI, solotrust.com – Senin (21/5/2018) malam ratusan warga lereng Gunung Merapi di Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Boyolali memilih mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman. Pasalnya, dalam kurun waktu satu hari tersebut, terjadi tiga kali erupsi freatik, bahkan suara bergemuruh di malam harinya.

Warga memilih mengungsi karena merasa trauma dengan letusan Merapi tahun 2010 silam. Atas inisiatif sendiri, mereka pun memilih bergerak menuju ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) di balai desa setempat. Setidaknya ada 362 jiwa yang ikut mengungsi.



Kepala Dusun Stabelan Maryanto mengatakan, warga sempat panik dengan peningkatan status Gunung Merapi dari Normal menjadi Waspada. Terlebih terjadi tiga kali erupsi ditambah situasi yang sudah malam hari .

“Kalau yang semalem (Senin malam, Red) itu warga masyarakat panik karena sudah tiga kali (erupsi), keadaan juga malam jadi yang lansia sama balita itu dipindahkan sementara ke Gedung TPPS,” ujarnya, Selasa (22/5/2018).

Maryanto menceritakan, saat letusan Merapi 2010 silam warga di dusunya sempat mengungsi selama 45 hari. Saat itu, letusan Merapi terbilang cukup besar.

Namun sejak pagi tadi, warga di dusunya telah kembali ke rumahnya masing-masing dan beraktivitas seperti biasa. Meski begitu, jika kondisi memang tidak memungkinkan, warga akan memilih mengungsi daripada berada di rumah.

“Ya kalau aktivitas orang-orang Stabelan sini sekarang (Selasa pagi, Red) biasa-biasa saja kayak kemarin, petani-petani sudah ke ladang lagi,” kata seorang warga Stabelan, Soman. (art)

(way)