Serba serbi

Pertama Kalinya, Angklung Dimainkan di Markas Besar PBB

Musik & Film

4 Mei 2018 15:03 WIB

Untuk pertama kalinya alunan angklung terdengar di Markas PBB di New York, Amerika Serikat (Dok Indonesian Mission UN via Twitter @indonesiaunny)

NEW YORK, solotrust.com – Untuk pertama kalinya, alunan alat musik angklung terdengar di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat awal pekan ini.

Angklung tersebut dimainkan dalam rangka orkestra musik tradisional Indonesia yang bertajuk ‘Bamboo for Peace: Enchanting Sounds and Rhythms of Indonesia”.



Angklung dipilih bukan hanya karena memiliki filosofi harmoni dan perdamaian, namun juga karena alat musik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia sejak 2010 lalu. Angklung adalah karya dari seorang maestro bernama almarhum Daeng Sutigna.

Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata baru-baru ini, tak kurang dari 500 diplomat dari 193 negara dan pejabat tinggi PBB hadir dalam pagelaran tersebut. Mereka dibuat tercengang oleh mahakarya musik khas tradisional Indonesia yang ditampilkan.

Ya, suguhan angklung tersebut kian apik karena dilengkapi dengan lagu-lagu tradisional Indonesia seperti ‘Bungong Jeumpa’ dari Aceh hingga ‘Yamko Rambe Yamko’ dari Papua. Selain itu, ditampilkan pula lagu-lagu klasik seperti ‘Blue Danube’ yang membuat para diplomat berdecak kagum.

Pertunjukan angklung tersebut merupakan kolaborasi dari 30 seniman dari Saung Kang Udjo (SAU) Kota Bandung, Jawa Barat, House of Angklung serta para penari dari Padepokan Jugala Raya binaan Gugum Gumbira.

"Pergelaran ini diselenggarakan dalam rangka perayaan Hari Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan Dunia. Sekaligus juga menegaskan komitmen Indonesia untuk selalu mengedepankan harmoni dan kemitraan dalam hubungan antarbangsa," kata Dian Triansyah Djani, Duta Besar sekaligus Wakil Tetap (Watap) Indonesia untuk PBB di New York, Selasa (1/5/2018).

Selain itu, pertunjukan seni tersebut juga menjadi salah satu upaya kampanye Indonesia dalam pencalonannya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020. Menurut Triansyah, Indonesia ingin menunjukkan bahwa seni budaya unik seperti angklung dapat menjadi sarana untuk perdamaian, kestabilan, dan pembangunan.

Pergelaran tersebut diselenggarakan oleh Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) New York dan didukung oleh KBRI Washington DC serta Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Yang lebih menarik lagi, di bagian akhir pertunjukan ratusan penonton diajak untuk bergabung dalam orkestra angklung. Mereka diajak bersama-sama memainkan lagu ‘We are the World’ dari Michael Jackson. Hal ini dimaksudkan untuk menggaungkan pesan agar seluruh negara anggota PBB bersatu dan kompak dalam menciptakan perdamaian dunia.

Kabid Pemasaran Area I (Jawa) Kementerian Pariwisata Wawan Gunawan, mengaku bangga angklung dapat diperdengarkan di markas PBB.

"Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia asal Sunda. Jika lantunan alat musik ini diperdengarkan di markas PBB, saya rasa kita semua harus bangga. Dan tugas kita selanjutnya adalah melestarikan alat musik ini," papar Wawan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengungkapkan rasa bangga yang sama. Menurutnya, penampilan seni budaya Indonesia merupakan bukti kayanya seni budaya Indonesia yang sekaligus menjadi langkah strategis dalam memperkuat promosi pariwisata Indonesia.

"Ini merupakan gambaran baik terhadap kekayaan seni budaya Indonesia. Apalagi panggungnya langsung di Markas Besar PBB. Momentum seperti ini harus terus kita maksimalkan, sehingga seni budaya Indonesia semakin dikenal dunia. Budaya selalu menjadi magnet untuk menjaring wisatawan mancanegara. Sebanyak 60 persen wisatawan datang karena kekayaan budaya kita," tuturnya. (Lin)

(way)