Hard News

Antisipasi Penyalahgunaan Obat, Masyarakat Diimbau Tak Sembarangan Beli Obat

Jateng & DIY

25 April 2018 15:40 WIB

Kepala Seksi Peningkatan Penggunaan Obat Rasional Direktorat Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan, Erie Gusnellyanti saat menyampaikan materi di Sidomukti Ballroom, Hotel The Royal Surakarta Heritage, Rabu (25/4/2018). (solotrust.com/vin)

SOLO, solotrust.com – Maraknya penyalahgunaan obat di kalangan masyarakat semakin hari semakin mengkhawatirkan. Untuk itu, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah menelurkan sebuah program unggulan, yang bernama Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat). Gerakan inilah yang menjadi salah satu upaya untuk mengantisipasi maraknya penyalahgunaan obat dalam masyarakat.

Kepala Seksi Peningkatan Penggunaan Obat Rasional Direktorat Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan, Erie Gusnellyanti mengatakan penyalahgunaan obat pada masyarakat sudah bukan menjadi hal baru. Salah satu penyebabnya, yakni masyarakat sekarang bebas membeli obat dimanapun. Ditambah lagi kurangnya pemahaman masyarakat dalam menggunakan obat secara benar juga jadi faktor maraknya penyalahgunaan itu.



"Masyakarat bisa bebas beli obat di manapun. Bisa di apotik, warung, atau di sales obat sekalipun. Terlepas itu legal atau tidak. Mereka beli obat di warung karena itu terdekat, tapi apakah itu aman. Ini jadi masalah yang harus kita atasi," paparnya saat memberikan materi di Sidomukti Ballroom, Hotel The Royal Surakarta Heritage, Rabu (25/4/2018).

Melalui program Gema Cermat, dirinya berharap, dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar. Tak hanya itu, perubahan perilaku masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar juga dapat diterapkan.

"Penggunaan obat secara rasional ini juga penting. Jadi kita tidak ingin mengajarkan masyarakat mengobati diri sendiri, tapi harus sesuai saran dokter atau tenaga kesehatan. Kalau obat itu digunakan secara tidak tepat, maka bisa jadi racun," tukas dia.

Lebih lanjut, untuk menjangkau masyarakat secara menyeluruh, pihaknya telah membentuk Agent of Change (AoC) di berbagai daerah. Menurutnya sudah ada hampir 3000-an agen perubahan yang tersebar dalam 7 kabupaten di Indonesia.

"Untuk sasaran dari Gema Cermat ini ya seluruh masyarakat. Jadi akan dilakukan melalui Agent of Change. Seperti pemberdayaan kepada masyarakat agar peduli dalam penggunaan obat yang benar dan rasional. Bentuknya edukasi, seperti talkshow ataupun penyuluhan," ujar dia. (vin)

(wd)