SOLO, solotrust.com - Konflik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang tak kunjung usai, membuat sejumlah sentana dalem (kerabat keraton) akhirnya memutuskan untuk alternatif baru yang lebih bermanfaat. Salah satunya, dengan membentuk Yayasan Istana Mataram. Yayasan yang akan bergerak di sektor perekonomian itu diharapkan mampu meningkatkan investor ke Indonesia.
Hal ini diungkapkan penggagas Yayasan Istana Mataram, KP Eddy Wirabhumi kepada wartawan, Kamis (12/4/2018). Jenuh dengan persoalan keraton yang berkepanjangan, akhirnya memberikan ide baru bagi dirinya dan kerabat keraton yang lain, untuk menggelar kegiatan "New Era of Economic Culture and Tourism Programmes".
"Gerakan baru wadah istana mataram ini didirikan oleh orang-orang yang memang memiliki darah mataram. Kita sendiri punya hak dan punya ijin dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham)," ujar suami GKR Wandasari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, Kamis (12/4/2018).
Eddy mengatakan, pembentukan Yayasan Istana Mataram itu bertujuan untuk menyatukan semua tanah mataram dan mengajak seluruh kerajaan nusantara. Dengan satu tujuan utama, yakni menarik perhatian bagi calon investor di seluruh dunia untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Hingga saat ini sudah ada 29 negara yang tertarik berinvestasi di Indonesia. Seperti dari Jerman Spanyol, Uni Emirate Arab, Inggris, Amerika, Singapura, Hongkong Thailand dan Italia," jelas dia.
Untuk itu, pihaknya akan segera melakukan konsolidasi dengan kerajaan-kerajaan di seluruh Indonesia. Dikatakannya, sudah ada 32 kerajaan yang bersedia berkerjasama dengan Istana Mataram untuk menggaet para calon investor itu.
"Mulai dari kerajaan Bone, Aceh, Bali, Kutai, Lampung, Irian Jaya, Luwu, dan Madura. Untuk struktur organisasi kita masih berproses," urai dia.
"Investasinya di bisnis penerbangan, seperti sekolah pilot, sparepart, maintenance, private airport. Di bidang pertanian, akan dikembangkan obat tertentu. Ada juga yang di bidang pertambangan," imbuh dia.
Pembentukan Yayasan Istana Mataram ini akan diawali dengan beberapa kegiatan, seperti kirab dari Jalan Slamet Riyadi menuju Wisma Boga dan deklarasi pada Jumat (13/4/2018). Sebanyak 40 kereta kuda bakal menandai awal kebangkitan perekonomian di Indonesia itu. (vin)
(wd)