Serba serbi

Cara Sederhana Deteksi Bahan Kimia dalam Obat Tradisional

Olahraga

10 April 2018 11:39 WIB

Ilustrasi. (dok/pixabay)

Solotrust.com- Obat tradisional pada umumnya terbuat dari bahan tumbuhan, hewan dan mineral. Namun beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia sempat dihebohkan adanya temuan Bahan Kimia Obat (BKO) dalam jamu tradisional.

Padahal pemerintah sendiri sudah melarangnya dalam Permenkes No.006 th 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional. Pada Pasal 37 berbunyi setiap Industri dan usaha obat tradisional dilarang membuat segala jenis obat yang mengandung bahan kimia hasil isolasi atau sintentik yang berkhasiat obat.  



Padahal menurut Prof. Dr. Abdul Rohman, Dosen Kimia Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), obat tradisional yang memiliki reaksi cepat biasanya dicampuri dengan bahan kimia obat (BKO).

"Cara sederhana (mendeteksi BKO-red), jika menggunakan obat tradisional langsung cespleng. Tampak hebat tapi sebenarnya racun," kata dia ketika mengisi seminar "Deteksi Dini, Pencegahan serta Penanganan Bahan Kimia Obat dan Kosmetik" di Hotel Pose In, Solo, Minggu (8/4/2018).

Hal tersebut akan semakin bahaya apabila masyarakat tidak sadar kemudian mengkonsumsinya dalam waktu yang cukup lama. BKO dapat menimbulkan efek samping ringan hingga berat, seperti iritasi saluran pencernaan, kerusakan hati/ginjal, sampai kematian.

Maka daripada itu, patut berhati-hati terhadap obat tradisional yang tidak aman. Disebutkan, beberapa contoh jamu yang sering ditambahkan BKO, yaitu pegal linu, obat kuat, pelangsing, penghilang rasa sakit saat haid, dan penambah nafsu makan. Pegal linu kerap dicampuri dengan parasetamol, antalgin, Fenilbutason, dan masih banyak lagi. Pelangsing ditambahkan BKO berupa Sibutramin hidroklorida.

Selain obat tradisional yang dirasa memiliki efek cespleng (cepat terjadi), masyarakat juga perlu hati-hati terhadap produk yang diklaim dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit. Produk itu bisa jadi mengandung BKO.

Agar lebih akurat, memang diperlukan uji laboratorium. Akan tetapi, sebelum itu, bisa juga dideteksi menggunakan organoleptis atau indera. Caranya dilihat, diraba kehalusannya dengan ujung jari, dibau dan dirasakan dengan bahan uji yang cukup sedikit saja. (mia)    

(wd)