Hard News

Pascabentrok, PSHT dan SS Gotong Rotong Bangun Warung yang Dirusak

Jateng & DIY

7 April 2018 16:03 WIB

Ormas dari PSHT dan SS, bersama jajaran Polres Boyolali dan Kodim gotong royong membangun warung yang sempat dirusak. (solotrust-art)

BOYOLALI, solotrust.com – Sikap positif dan saling menghormati antar sesama ditunjukan oleh organisasi masyarakat (ormas) Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) dan Sardulo Seto (SS). Dua kelompok yang sempat bentrok ini, kini bahu-membahu membangun warung di pinggir jalan yang kala itu dirusak.

Dua ormas yang sempat terlibat perselisihan itu hari ini (7/4/2018) bersama-sama Polres Boyolali dan Kodim Boyolali bergotong rotong memperbaiki warung warga yang diamuk massa Rabu (4/4/2018) dini hari lalu.



Baca juga : Antisipasi Bentrok Susulan, Polisi Halau Massa Perguruan Silat di Boyolali

Meski sempat terlibat perselisihan yang berbuntut amuk massa di jalur Solo Semarang, tepatnya di Bangak, Banyudono, kedua pihak kini “akur” membetulkan warung yang rusak dan membangun kembali warung yang hancur dibakar dalam insiden tersebut.

Tak tampak adanya ketegangan di antara kedua ormas yang hadir. Kedua kepala suku, Ketua PSHT Qomarudin dan Ketua SS Joko Taryono, mengaku sepakat untuk menciptakan perdamaian dan membentuk iklim kondusif di Boyolali.

Sementara aksi gotong royong dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan solidaritas terhadap warga yang menjadi korban dalam insiden amuk massa di Bangak beberapa hari lalu.

Kegiatan sosial yang diprakarsai Polres Boyolali ini, sebagai upaya untuk mengembalikan traumatik warga yang menjadi korban.

Baca juga : Pascabentrok PSHT Vs SS, Ini Pesan Wakapolres Boyolali

Di sela kegiatan gotong royong, Joko Taryono mewakili pihak SS mengungkapkan keinginannya agar pihaknya dengan PSHT bisa bersatu dan tidak lagi terulang kejadian yang berakibat buruk.

“Jadi antara PSHT dengan SS itu ke depannya bisa bersatu untuk tidak menimbulkan kejadian yang terjadi pada malam itu (saat bentrokan),” tutur Joko.

Sementara Qomarudin mewakili pihak PSHT berharap, pihak kepolisian lebih bisa melakukan tindakan preventif agar kejadian serupa tak terulang lagi. Program-program preventif yang positif disebutnya bisa menimbulkan suatu kondisi yang positif pula.

“Dengan ini maka kami mohon preventif, program-program yang berenergi positif,” ujar Qomarudin.

“Ketika ada program positif, InsyaAllah akan memancarkan energi yang positif,” imbuhnya. (art)

(way)