Hard News

Dinas Kesehatan Surakarta Door to Door Obati Penderita TB

Jateng & DIY

22 Maret 2018 16:42 WIB

Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta saat jumpa pers di Balai Kota Surakarta, Kamis (22/3/2018). (solotrust-vin)

SOLO, solotrust.com – Tingginya penyebaran penyakit tuberkulosis (TB) di Indonesia membuat Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta mengambil langkah cepat. Saat ini DKK terus menggencarkan pemeriksaan warga secara door to door (pintu ke pintu) untuk menemukan penderita TB di Kota Bengawan.

"Program ini bertujuan untuk mencari masyarakat penderita TB yang belum tertangani. Kasus TB ibarat fenomena gunung es. Jadi kami mencari sebanyak-banyaknya,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan DKK Surakarta Dwi Martiyastuti saat jumpa pers di Balai Kota Surakarta, Kamis (22/3/2018).



DKK, kata Dwi, telah melaksanakan program ketuk pintu sejak awal Maret tahun lalu. Teknisnya, petugas Puskemas, rumah sakit, dan tenaga medis setiap Jumat secara intensif mendatangi masyarakat untuk menemukan warga penderita tuberkolosis.

Program yang diberi nama Ketuk Pintu Tuberkolosis ini menargetkan seluruh pengidap TB dapat terdeteksi dan diobati secara optimal.

"Kita bertekad menemukan pengidap sebanyak-banyaknya untuk kemudian diobati. Kuncinya TOSS, yaitu temukan obati sampai sembuh,” katanya.

Dikatakannya, melalui gerakan itu diharapkan rantai penularan TB di masyarakat bisa dihentikan. Potensi penularan penyakit TB ini sangat lah berbahaya, bahkan bisa menyebakan kematian.

Penyebab seseorang tertular TB, yakni melalui bakteri yang terkandung dalam semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB.

"Nama bakteri tersebut adalah mycobacterium tuberculosis. Apalagi Indonesia termasuk lima negara dengan kasus TB tertinggi di dunia, selain India, Tiongkok, Nigeria, dan Pakistan," katanya.

Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta, Yudha Putra Tristanto menambahkan bahwa Kota Solo masuk sebagai daerah berisiko tinggi dalam penyebaran TB.

Selain merupakan daerah padat penduduk, Solo juga merupakan daerah dengan mobilitas penduduk yang cukup tinggi.

“Banyak pasien TB yang datang terlambat memeriksakan kondisinya. Jadi datang sudah dalam kondisi batuk berdarah,” ungkapnya.

Sejalan dengan itu, pihaknya akan memperingati Hari TB Sedunia dengan menggelar kegiatan dan sosialisasi, salah satunya sepeda sehat pada Minggu (25/3/2018) di Car Free Day (CFD). (vin)

(way)