Entertainment

Apakah Telur Bisa Dipalsukan? Ini Kata Ahli

20 Maret 2018 12:35 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.com- Belakangan ini, isu telur palsu di media sosial membuat resah masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Dosen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (FP UNS), Adi Ratriyanto, S.Pt., M.P. menyatakan telur tidak bisa dipalsukan. Karena, menurutnya, proses pembentukan telur di reproduksi unggas sangat kompleks dan membutuhkan waktu lama.

"Sekitar 24 jam setelah ovulasi (pelepasan kuning telur dari ovarium). Kemudian kuning telur dibentuk, putih telur menyelimuti kuningnya. Setelah itu terbentuk membran kerabang (ada 2 lapis), kemudian cangkang. Setelah itu telur dilapisi kutikula untuk menutup pori-pori pada kerabang, mencegah masuknya kuman ke dalam telur," terangnya.



Baca juga: Polisi Pastikan Video Telur Palsu di Medsos Hoaks

Panjangnya proses pembentukan sebuah telur itu saja sudah menggambarkan betapa sangat rumitnya struktur sebuah telur. Pertanyaannya bagaimana mungkin membuat telur palsu yang nyaris mirip dengan aslinya?

"Kalau cangkang dari kertas, diketuk-ketukan ke tepi meja atau tepi piring tidak akan pecah atau penyok. Cangkang / kerabang telur terbuat mayoritas dari CaCo3, rumus kimianya sama dengan batu kapur. Jadi keras, dan kalau dibenturkan akan pecah," pendapat logisnya.

Dia menambahkan, cangkang bisa lebih tebal atau tipis tergantung dari makanan unggas tersebut. Akan tetapi cangkang telur ayam umumnya memiliki tebal sekitar 0,3 mm. Sementara di dalam cangkangnya, dilapisi dua membran sangat tipis yang mungkin sering dikira terbuat dari plastik.

Dosen lulusan Program Doktor (S3) Universitat Hohenheim, Jerman ini mengatakan jika pun ada teknologi untuk memproduksi telur buatan, pastinya harganya akan lebih mahal. Sebab, proses pembuatannya tentu membutuhkan biaya sangat besar, mengingat kompleksitas struktur telur.

Lebih jauh, Adi mengatakan memang cukup sulit membedakan mana yang telur bagus atau tidak layak dikonsumsi. Kata dia, semakin bertambah umur sejak ditelurkan, maka kualitas telur akan menurun.

"Bisa dilihat dari rongga udara di bagian tumpul, kalau rongga udara kecil berarti telur masih baru, kalau rongga udara besar mungkin telur sudah lama. Telur yang tidak bagus, kuning telur sudah lembek dan mudah pecah, putihnya sudah mulai encer," terang alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Baca juga: Ini Cara Bedakan Telur Lama dan yang Baru

Akan tetapi, apabila kuning telur terlihat lebih cerah bukan berarti telur tersebut tidak bagus. Adi menjelaskan warna kuning telur memang bisa pucat, kuning cerah atau oranye lantaran pengaruh pigmen makanan yang dimakan unggas tersebut.

Begitu juga dengan ukuran telur yang dapat berbeda-beda karena dipengaruhi makanan. Kalau kandungan protein, asam amino, lemak, dan mineralnya baik, maka nutrien untuk pembentukan telur semakin banyak sehingga telur bisa lebih besar. (mia)

(wd)