Hard News

Wonderful Indonesia Melesat, Investor Minati Sektor Lifestyle dan Pariwisata Indonesia

Hard News

15 Maret 2018 11:55 WIB

(Dok. Instagram @kemenpar)

YOGYAKARTA, solotrust.com – Geliat pariwisata Indonesia terus menunjukkan tren positif. Presiden Joko Widodo diketahui menjadikan pariwisata sebagai leader sector 2018.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, pertumbuhan sektor pariwisata menunjukkan perkembangan yang menggembirakan karena mengalami peningkatan pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.



“Pariwisata di Indonesia termasuk sektor yang tumbuh paling pesat di dunia. Investasi sektor pariwisata tahun 2017 juga menunjukkan kenaikan dengan capaian 102% dari target yang dicanangkan oleh pemerintah,” tuturnya di acara Regional Investment Forum (RIF) 2018 yang digelar di Hotel Alana Yogyakarta, Rabu (14/3/2018), sebagaimana dilansir laman kemenpar.go.id.

Hal yang yang paling menggembirakan adalah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk di Indonesia naik 22% pada tahun 2017.

“Untuk itu, kami menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2018. 10 Destinasi pariwisata prioritas atau 10 Bali baru tetap akan menjadi prioritas untuk didorong perkembangannya,” tambah Arief.

Kegiatan yang diprakarsai oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan didukung Badan Ekonomi Kreatif, Bank Indonesia, serta Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta ini menghadirkan dua sektor investasi utama yakni lifestyle dan pariwisata untuk ditampilkan.

RIF 2018 akan diikuti oleh 350 partisipan termasuk 71 perusahaan asing tepatnya yang berasal dari Korea Selatan, Timur Tengah, Jepang, Singapura, Taiwan, Malaysia, Australia, Tiongkok, Inggris, India, Rusia, dan Amerika Serikat. Selain itu, RIF 2018 juga akan diikuti 62 perusahaan dalam negeri dari berbagai sektor juga akan hadir dalam kegiatan tersebut.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong menambahkan, Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa saat ini dunia sedang memasuki era lifestyle. “Ini sangat dipengaruhi oleh jutaan orang di dunia yang naik kelas menjadi kelas menengah, sehingga mempengaruhi pola konsumsi dari belanja barang-barang menjadi belanja hiburan,” ujarnya.

Menurut Thomas, tren belanja barang-barang branded yang biasa dilakukan oleh kelas menengah sudah berubah. Hal itu digantikan dengan selfie, wefie, atau vlog dengan latar belakang objek pariwisata.

“Ini menjadi peluang utama bagi dua sektor yang saling berkaitan ini, lifestyle yang menyangkut kuliner, fesyen, hiburan serta sektor pariwisata,” lanjutnya.

Fenomena ini dibuktikan dengan bagaimana tiap tahun performa industri pariwisata di Indonesia terus meningkat. Bahkan, pertumbuhannya sangat kontras bila dibandingkan kinerja industri berbasis komoditas seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa sawit yang terus merosot.

Berdasarkan data World Bank, setidaknya ada 52 juta orang di Indonesia yang masuk dalam kelas menengah dan mereka berkontribusi pada 43% dari total PDB Indonesia.

BKPM mencatat realisasi investasi di bidang industri pariwisata. Dalam catatan tersebut, selama lima tahun terakhir (2013-2017) rata-rata tumbuh sebesar 20% per tahun. Dan khusus pada tahun 2017, tercatat peningkatannya mencapai 31% mencapai angka USD 1,7 miliar. (Lin)
 

(way)

Berita Terkait

Berita Lainnya