Hard News

Baku Tembak Warnai Peringatan Serangan Satu Maret Yogyakarta

Hard News

5 Maret 2018 14:09 WIB

Aksi teatrikal dalam peringatan Serangan Satu Maret di Halaman Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Minggu (4/3/2018) siang. (solotrust-adam)

YOGYAKARTA, solotrust.com – Suasana Halaman Benteng Vredeburg, Yogyakarta, tiba-tiba mencekam pada Minggu (4/3/2018) siang. Suara rentetan senjata dan ledakan bom saling bersautan di antara dua kubu yang sedang berseteru.

Tak hanya itu, tampak pula beberapa alutsista milik TNI macam Tank Leopard dan Anoa berjejer di halaman benteng. Aksi baku tembak semakin membuat suasana mencekam.



Ternyata aksi tersebut merupakan teatrikal dari rangkaian peringatan Serangan Satu Maret di Yogyakarta. Aksi tersebut dilakukan oleh Komunitas Yogyakarta 45 untuk mengenang para pejuang Tanah Air melawan penjajah Belanda yang berupaya menduduki Yogyakarta.

Aksi teatrikal heroik ini menceritakan sejarah perlawanan rakyat Indonesia melawan agresi Belanda, saat Yogyakarta menjadi ibu kota Negara.

Aksi itu pun menyedot perhatian masyarakat Yogyakarta lantaran drama teatrikal dibuat semirip mungkin dengan kejadian di masa lampau. Dengan atribut lengkap, senjata, dan petasan, dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana perjuangan para pahlawan mempertahankan kedaulatan kemerdekaan Indonesia.

Menurut Panitia Serangan Satu Maret, Devri Ari Susanto, pertunjukkan yang berdurasi 10 menit tersebut bertujuan untuk mengenang dan menumbuhkan rasa nasionalisme dalam menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). “Maksud dari pertunjukan ini adalah mengingatkan para pemuda-pemuda kita, khususnya anak muda zaman now, untuk mengingat sejarah kembali bagaimana perjuangan pahlawan dulu,” kata Devri.

Beberapa alutsista milik TNI seperti Tank Leopard dan Anoa memang sengaja dihadirkan di tengah pertunjukan. Aksi ini diikuti oleh parade nasionalisme, parade TNI, dan juga pameran alutsista yang dimiliki oleh Korem 072/Pamungkas Yogyakarta.


Masyarakat pun diajak mengenal beragam alat perang yang dimiliki oleh Indonesia dengan memberikan kesempatan untuk menaiki Tank Leopard dan Anoa. “Seneng aja, supaya lebih dikembangkan lagi acaranya, supaya lebih meriah lagi,” kata Neni Veronika, salah satu warga yang menyaksikan acara.

Dampak dari serangan agresi militer Belanda silam, membawa nama Indonesia diakui oleh Dewan Keamanan Internasional sekaligus memperkuat posisi Indoensia dalam perundingan PBB masa itu. (adam)

(way)