Hard News

Revitalisasi Pasar Legi Terganjal Lokasi Pasar Darurat

Jateng & DIY

19 Februari 2018 11:47 WIB

Suasana Pasar Legi di malam hari. Foto diambil Minggu (18/2/2018) malam. (solotrust-vin)

SOLO, solotrust.com - Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta untuk merevitalisasi Pasar Legi memang diperlukan dan mendesak untuk dilakukan. Sebab hampir semua bagian dari pasar tradisional tersebut perlu direvitalisasi, di antaranya penerangan, sirkulasi udara, penataan pedagang, hingga "traffic management".

Namun tampaknya hingga kini rencana revitalisasi Pasar Legi masih terkendala lokasi pasar darurat. Pemkot mengaku masih kesulitan menempatkan ribuan pedagang, seandainya pasar tersebut direvitalisasi.



"Pedagang Pasar Legi jumlahnya sekitar 3.500 orang. Aktivitas di sana juga berlangsung 24 jam. Itu yang membuat kami kesulitan menentukan lahan pasar darurat," ungkap Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Surakarta Subagiyo, Senin (19/2/2018).

Berkaca pada pengalaman saat merevitalisasi pasar tradisional, kata Subagiyo, para pedagang cenderung enggan ditempatkan di pasar darurat yang lokasinya jauh dari pasar semula. Padahal, lanjutnya, di sekitar Pasar Legi sudah tidak ada lagi lahan kosong yang luas. Berbagai alternatif lokasi pun diusulkan, seperti Kompleks Monumen Banjarsari.

"Kalau ditempatkan di kompleks Monumen 45 Banjarsari (Monjari), jelas tidak mungkin. Kawasan itu sudah ditata dengan baik," kata dia.

Dirinya mengakui hingga kini revitalisasi Pasar Legi yang diprediksi menelan anggaran tak kurang Rp200 miliar itu belum bisa direalisasikan Pemkot. Rencananya Pasar Legi akan dibangun ulang lengkap dengan lantai basement dan semi basement. Lantai atas pasar juga akan diperuntukkan bagi aktivitas bongkar muat barang, adapun lantai basement difungsikan sebagai area parkir.

"Sebenarnya ada satu alternatif yang masih dipertimbangkan. Yakni merevitalisasi Pasar Legi berdasarkan segmen atau kawasan. Sebagian pedagang bisa dipindahkan dulu ke Jalan Sabang, sementara satu kawasan pasar direvitalisasi," terang Subagiyo.

Namun rencana itu juga susah direalisasikan. Sebab waktu revitalisasi yang dibutuhkan terlalu panjang, bahkan bisa mencapai empat tahun. Padahal selama ini, kata dia, Pemkot selalu mengonsep revitalisasi sebuah pasar maksimal dua tahun.

Sekretaris Daerah (Sekda) Budi Yulistianto juga membenarkan sulitnya merealisasikan rencana revitalisasi Pasar Legi. Meski demikian, revitalisasi Pasar Legi tetap akan diwujudkan Pemkot.

"Kalau pedagang ditempatkan di Jalan Sabang, kami khawatir kawasan itu kembali kumuh. Sebab pedagang Pasar Legi banyak sekali dan beroperasi mulai dini hari hingga malam," terang dia. (vin)

(way)