Hard News

Harga Beras Pasar Bunder Melambung, Operasi Pasar Disiapkan

Jateng & DIY

4 Januari 2018 12:19 WIB

Suasana kesibukan pedagang beras di Pasar Bunder Sragen Kamis (4/1/2018), terjadi penurunan daya beli, karena harga beras melambung. (solotrust-saf)

SOLO, solotrust.com - Suasana perdagangan beras di Pasar Bunder Sragen masih berlangsung seperti sedia kala. Bedanya, kali ini harga beras di salah satu sentra perekonomian warga Sragen itu mendapat sorotan karena harganya yang melambung.

Kenaikan terjadi sejak akhir 2017. Hasil pantauan solotrust.com, kemarin harga beras naik antara Rp1.000 hingga Rp1.200 per kg. Di kios milik Darmilah misalnya, harga beras Menthik Wangi dijual Rp12.000 per kg, sedangkan jenis Memberamo Rp11.000 per kg. Untuk jenis IR 64 Super dijual Rp10.500 per kg.



‘’Semua jenis beras naik rata-rata Rp1.000 per kg,’’ tutur Darmilah saat ditemui solotrust.com di kios beras miliknya di Pasar Bunder Sragen, kemarin (3/1/2018).

Diakui kondisi kenaikan harga beras itu terjadi sejak 15 hari lalu. Karena harga beras naik, sehingga daya beli masyarakat pun menjadi berkurang.

Sebelum ada kenaikan harga beras, Darmilah mengaku setiap hari mampu menjual 1 ton beras berbagai jenis ke pembeli. ‘’Tapi karena harga beras mahal, daya beli masyarakat menurun, sehingga per hari hanya terjual 600- 700 kg saja,’’ tutur Darmilah.

Terpisah, Sulasmi, pedagang beras yang lain di Pasar Bunder, mengungkapkan biasanya kenaikan beras bertahap hanya di kisaran Rp200 hingga Rp400 per kg. Paling tinggi kenaikannya Rp600 per kg.

Kenaikan itu pun biasanya tidak berlangsung lama, maksimal hanya tiga hari. ‘’Tapi sejak akhir 2017 lalu, kenaikan harga beras mencapai Rp1.000 per kg,’’ ungkap Sulasmi yang tinggal di Taman Asri RT 31 A RW 14, Kroyo, Karangmalang, Sragen itu.

Kenaikan harga beras itu sudah berjalan 15 hari. Dikatakannya, kenaikan harga beras itu merupakan tertinggi sejak 2015. Di tahun-tahun sebelumnya juga ada peristiwa kenaikan harga beras, namun terjadi bertahap dan cepat turun kembali.

Pasokan Minim

Hasil pantauan kenaikan harga beras di sejumlah kios pasar itu melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) harga beras medium di pasaran yang dipatok sebesar Rp9.450 per kg. Mulyono, petani asal Plupuh, mengungkapkan harga penawaran gabah hasil panen petani seluas 2.500 m2 saat ini mencapai Rp8 juta atau Rp32 juta per hektare.

Sulasmi dan Darmilah mengakui tingginya harga beras dikarenakan terlambat panen. ‘’Hasil panenan masih sedikit, sehingga harga beras mahal,’’ tutur Darmilah.

Sulasmi mengaku mendapat pasokan beras Menthik Wangi dari Karangpandan, Kabupaten Karanganyar dalam jumlah terbatas. Begitu pula hasil panen padi di lahan Sragen, juga terbatas. Akibatnya berlaku hukum pasar karena beras di pasaran minim, maka harganya pun melambung.

Terkait hal itu, Sejumlah pemangku kepentingan dari Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Bulog Masaran, perwakilan Polres dan Kodim serta Mitra Kerja, kemarin menggelar rapat di Kantor Asisten II Sekda Suharto untuk menyiapkan operasi pasar, guna menurunkan harga beras di pasaran yang melambung tinggi.

(Saf)

(way)