Hard News

Jelang Agustusan: Berpakaian ala Fatmawati, Anak-anak SD Ini Jahit Bendera Sendiri

Jateng & DIY

11 Agustus 2017 10:28 WIB

SUKOHARJO, solotrust.com – Puluhan anak Sekolah Dasar (SD) Joho 2, Kabupaten Sukoharjo hari ini, Jumat (11/8/2017) melakukan aksi unik dalam rangka memeriahkan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus mendatang. Mereka berpakaian ala Fatmawati, ibu negara penjahit bendera pusaka pada saat kemerdekaan tahun 1945 lalu, yang merupakan istri presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Mereka beramai-ramai menyongsong hari kemerdekaan  RI dengan penuh semangat. Dengan didampingi para guru, mereka dengan percaya dirinya berpakaian kebaya ala Fatmawati.



Aksi diawali dengan berbaris membawa bendera yang masih belum sempurna di depan Gedung PPD Jalan Veteran, Sukoharjo. Mereka lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama. Kain bendera warna merah dan putih yang sebagian terpisah pun mereka susun agar bisa bersatu kembali menjadi satu. Secara perlahan mereka lalu memasukkan benang ke dalam jarum untuk kemudian menjahit bendera merah putih.


Bendera merah putih yang semula tidak sempurna akhirnya terjahit menjadi sang merah putih untuk dikibarkan. Usai menjahit, bendera mereka arak menuju Simpang Lima Tugu Pahlawan Sukoharjo. Mereka lalu meneriakkan yel-yel kemerdekaan.

“Merdeka, merdeka, merdeka,” teriak mereka sambil memegang bendera.

Menurut Kepala Sekolah SD Negeri Joho 2, Siti Rahayu, aksi menjahit merah putih bendera tersebut sebagai simbol persatuan bangsa Indonesia yang rawan terpecah belah oleh kepentingan asing.

Selain itu, hal ini sebagai upaya untuk lebih mengenalkan sosok ibu negara yakni Fatmawati kepada anak sekolah. Diharapkan para siswa bisa meneladani kegigihan perjuangan para proklamator Indonesia dalam kemerdekaan di 17 Agustus tahun 1945 lalu.

“Para pahlawan saat itu mengibarkan merah putih tidak mudah, namun melalui perjuangan pengorbanan. (Berharap) agar semangat Fatmawati bisa diteladani oleh generasi sekarang,” tutur Siti.

 

Penulis : Arif Nuryanto
Editor : Wahyu Setiawan

(Patner)