Hard News

Musim Kemarau, Pemburu Harta Karun Joho Menjamur

Jateng & DIY

31 Oktober 2017 01:58 WIB

(Ilustrasi/Pixabay)

 
SUKOHARJO, Solotrust.com - Pemburu harta karun di Kelurahan Joho, Kecamatan Sukoharjo Kota mulai merajalela. Warga menemukan galian di lahan persawahan setempat.  Diduga galian tersebut ulah tangan pencuri situs dan harta karun.
 
Salah satu warga Joho Bimo Wijanarko, menuturkan, pertama kali dia melihat bongkahan tanah tersebut kemarin. Dia yakin galian tersebut adalah ulah pencuri situs atau pemburu harta karun. Sebab, galian tanah tidak teratur dan tidak berada di satu sisi saja. ”Kalau itu galian tanah untuk batu bata pasti ada di satu titik, ini tidak berada di empat titik,” papar dia.
 
Keyakinan Kokor, galian tersebut adalah ulah pencuri yakni dilihat dari sisa galian tanah terdapat pecahan gerabah kuno. Hal ini membuktikan para pencuri tersebut sudah hafal lokasi tanah atau persawahan yang dituju. Apalagi, cuaca saat ini juga mendukung dimana intensitas hujan belum tinggi.
 
Menurut cerita, di kawasan Joho tersebut dulunya adalah makam budha kuno. Diyakini pada zaman tersebut terdapat gerabah yang berisi perhiasan. Selain itu, ada keranda raksasa dan lesung untuk menguburkan dulu. ”Para pemburu ini yakin dan sering mencari kesini,” tutur Kokor.
 
Bahkan, ada pemburu harta yang berani menyewa lahan warga sampai Rp 3 juta untuk menggali dan mencari harta tersebut. Walaupun ketika ditanya soal hasil galian mereka mengaku hanya mendapatkan manik-manik. Namun, bila dilogika tidak mungkin para pemburu ini mau mengeluarkan uang untuk sebuah manik – manik.
 
Biasanya, setelah para pemburu ini mencari harta mereka akan mencucimya di kali dekat persawahan Joho. ”Saya sebagai warga ikut mengawasi dan menjaga lingkungan sekitar ini,” tuturnya.
 
Para pemburu ini biasanya menyasar lokasi tanah kering yang sudah dipanen warga. Bahkan, mereka seperti sudah hafal lokasi mana yang harus digali untuk mendapatkan harta karun. Namun, untuk kasus penggalian harta karun yang Kokor temukan kemarin sepertinya memang murni pencurian. Sebab, aktifitas galian tersebut diketahui pada malam hari.
 
”Kalau ini murni perncuiran karena memang tidak ada izin ke pemilik lahan. Pemburunya datang dan langsung menggali lahan yang mereka incar. Setelah itu, mereka meninggalkan lokasi. Yang diincar memang sawah – sawah kering yang baru panen,” papar dia. (Arif)

(Redaksi Solotrust)