Hard News

Korban Keracunan Capai 40 Orang, Pemkab Mediasi Korban dan Katering

Jateng & DIY

26 Oktober 2017 09:35 WIB

Korban keracunan mendapat perawatan di Rumah Sakit. (dok)

WONOGIRI, solotrust.com - Korban keracunan massal pada selasa (24/10/2017) kemarin terus bertambah. Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Supriyo Heryanto mengatakan, para guru Taman Kanak-Kanak (TK)/Paud yang sebelumnya telah mendapat penanganan oleh tim medis di gedung dimana workshop digelar, mereka dirawat di lima rumah sakit yang berbeda di Wonogiri, bahkan korbannya bertambah mencapai 40 orang.  

“Total pasien yang dirujuk ke rumah sakit sebanyak 40 orang.”jelas Suprio Heryanto.  



Suprio menambahkan, dilihat dari masa inkubasi, keracunan itu diduga disebabkan bakteriologis, yang dimungkinkan dari makanan yang disediakan oleh salah satu katering, meski begitu dirinya enggan berspekulasi sebelum adanya hasil penelitian dari laboratorium.  

“Sampel makanan yang dimakan peserta pada hari kemarin sudah tak tersisa, akan tetapi untuk hidangan pada selasa kemarin sisa makanan belum dimakan. dari informasi yang diperoleh menunya, rendang, sambel ijo, ayam bakar, terong rebus dan rebusan nangka muda dan lalapan daun singkong,” Terang Suprio.  

Ditambahkan, adapun perincian korban yang rujuk ke lima rumah sakit diantaranya, di RSUD Sudiran Mangun Soemarso sebanyak 17 orang, RS Mulia Hati sebanyak  satu orang, RS Marga Husada 13 orang, RS Astrini empat orang dan RS Amal Sehat satu orang.  

Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang ditemui menandaskan, koordinasi yang baik telah dilakukan jajaranya terlebih pihak medis di lapangan. Dengan sigap mereka melakukan upaya penyelamatan para korban.

“yang terpenting penanganan pasca kejadian.” Tutur Bupati

Selain memikirkan bagaimana biaya perawatan, bupati juga meminta pihak katering berkoordinasi dengan jajaranya. Upaya komunikasi yang baik diharapkan dapat menyelesaikan persoalan.  

Sementara itu pemilik katering Siti Muslimah mengaku turut prihatin atas kejadian yang menimpa rekan-rekan guru.

“Padahal di waktu yang sama pesanan untuk sekolah yang lain tidak mengalami gejala.” Ujar Siti.

 

(noto-Wd)

(Redaksi Solotrust)