Hard News

Pasca Gempa, Lombok Rentan Banjir Bandang

Jateng & DIY

28 September 2018 05:00 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.con - Pulau Lombok mengalami guncangan gempa beberapa kali sejak Agustus 2018. Pasca gempa itu struktur geologi Lombok menunjukkan beberapa patahan yang dapat memicu terjadinya tanah longsor hingga banjir bandang. Hal itu agaknya dapat menjadi kewaspadaan masyarakat Pulau Lombok.

Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPPTPDAS), Endang Savitri mengungkap, sejumlah wilayah di Pulau Lombok diidentifikasi berpotensi terkena banjir bandang.



Menurut Endang, banjir bandang sulit diprediksi, biasanya terjadi dalam waktu singkat dengan intensitas hujan tinggi. Kata dia, banjir bandang tidak hanya disebabkan oleh hujan, namun juga faktor topografi dan penutupan lahan.

"Jika tanah longsor menutup aliran sungai, maka akan terbentuk bendung alami. Dan jika bendung alami jebol, maka ini akan menyebabkan banjir bandang di daerah bawahnya. Berdasarkan peta geologi pulau Lombok, terdapat beberapa patahan yang memotong sungai. Daerah tersebut diduga berpotensi longsor dan dapat menutup aliran sungai," papar Endang dalam jumpa pers di kantor BPPTPDAS, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (27/9/2018).

Dari hasil identifikasi, ia membagi wilayah Lombok menjadi tiga kategori berdasarkan kerentanan banjir bandang. Yang meliputi, Daerah sangat rentan berada di Lombok Utara sebesar 13 persen dan di Lombok Tengah sebesar 9,6 persen dari seluruh Pulau Lombok.

"Kemudian lebih dari 50 persen wilayah di Pulau Lombok diidentifikasi rentan banjir bandang seperti daerah Lombok Barat sebesar 26,1 persen dan Lombok Timur 20 persen. Sedangkan,wilayah tidak rentan hanya sebesar 2,4 persen di Lombok Barat dan Tengah," papar dia. (adr)

(wd)