Hard News

Tari Kridho Retno Buka Upacara Peringatan Serangan Umum 4 Hari di Solo

Jateng & DIY

7 Agustus 2018 15:25 WIB

Tari Kridho Retno persembahan Disbud Kota Surakarta saat membuka upacara bendera memperingati Serangan Umum 4 Hari Kota Surakarta, di Halaman Balai Kota Surakarta, Selasa (7/8/2018). (dok Humas Pemkot Surakarta)

SOLO, solotrust.com - Pemkot Surakarta menyelenggarakan Upacara Bendera dalam rangka memperingati peristiwa Serangan Umum 4 Hari di Kota Surakarta. Upacara berlangsung di Halaman Balai Kota Surakarta pada Selasa (7/8/2018) pagi.

Upacara itu dibuka dengan sajian tarian dari Dinas Kebudayaan Kota Surakarta yang berjudul Tari Kridho Retno. Tari Kridho Retno menggambarkan semangat perjuangan dan pengorbanan para prajurit dalam mempertahankan persatuan, kesatuan dan keutuhan negara semboyan pantang menyerah selalu dikobarkan. Dengan semangat, terampil dan trengginas mereka berlatih perang dan berharap dapat menyingkirkan segala rintangan dan hambatan. 



Selaku inspektur upacara bendera peringatan Serangan Umum 4 Hari di Kota Surakarta ialah Ketua DPRD Kota Surakarta, Teguh Prakosa. Membacakan sambutan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo. Teguh menyampaikan peringatan ini merupakan sebuah momentum sejarah yang memiliki makna sangat berarti bagi Kota Solo.

"karena pada saat itulah puncak perjuangan warga  Kota Solo dalam mempertahankan kemerdekaannya. Sebuah perlawanan heroik dari warga Solo, yang mampu mematahkan agresi penjajah Belanda  yang ingin kembali menguasai tanah air," tegasnya di hadapan peserta upacara.

Teguh menuturkan, Serangan Umum 4 Hari di Kota Surakarta dari tanggal 7 -10 Agutus 1949, sebuah momentum dalam mempertahankan eksistensi bangsa yang merdeka. Serangan Umum mampu menyadarkan Belanda dan berkesimpulan bahwa Belanda tidak mampu bertahan lebih lama di Solo, kemudian secepatnya menarik mundur tentaranya dari daerah Surakarta, yang pada akhirnya meninggalkan Indonesia pada tanggal 12 Nopember 1949.

Lebih lanjut, disampaikan Teguh, peristiwa tersebut memberi kenangan kepada kita terhadap perjuangan Tentara Pelajar (TP) yang dipimpin oleh Letkol Slamet Riyadi dan Mayor Ahmadi / TNI Brigade 17. Sebuah fenomena sejarah dunia yang belum pernah ada terjadi di negara manapun, dimana para pelajar yang rata-rata berusia belasan tahun, ternyata mampu menghajar sekaligus mengalahkan tentara sekutu. 

"Memperingati Serangan Umum 4 hari Kota Surakarta, tidak sekedar mengenang dan mengingat semangat juang para pahlawan bangsa, namun lebih dari itu, semangat perjuangan dan rela berkorban inilah yang harus dilestarikan dan ditindaklanjuti oleh para pelajar khususnya dan generasi penerus bangsa," ujarnya.

Melalui sambutan yang dibacakan ketua DPRD, Wali Kota berharap peringatan peristiwa sejarah diharapkan menjadi semangat pengorbanan pahlawan, sebagai motivasi untuk selalu meningkatkan kualitas dan pengabdian sesuai dengan kapasitas dan profesi masing-masing.

"Kalau dahulu perjuangannya melawan penjajah, maka saat ini nilai-nilai perjuangannya harus mampu menjadikan semangat dan etos kerja dalam membangun kota Solo," harapnya. (adr)

(wd)